Minggu, 03 Oktober 2010

Shalat lima waktu

Bunda..tolong bangunkan kakang ya, kakang ingin sholat shubuh. Aku kaget sekaligus bahagia mendengar anakku berkata seperti itu.
Waktu itu anakku baru masuk kelas dua SD di usianya yang baru menginjak tujuh tahun . Alhamdulillah..aku sangat beruntung karena anakku dapat sekolah di sekolah plus yang pelajaran agamanya sama banyak dengan pelajaran umum dan mengharuskan siswanya untuk sholat berjamaah dhuhur sebelum pulang..aku pikir lingkungan dan motivasi dari guru-guru di sekolahnya membentuk kesiapan anakku untuk selalu melaksanakan sholat sekaligus InsyaAllah ajakan dan contoh dari kami orang tuanya.
Sebelum anakku meminta dibangunkan untuk sholat shubuh...Alhamdulillah anakku mau melakukan sholat kecuali shubuh yang hanya kadang-kadang. Permintaan itu memberanikan aku untuk menyimpulkan bahwa anakku telah siap untuk sholat secara penuh lima waktu.
Hari-hari berikutnya adalah perjuangan bersama aku, suami dan anakku agar ia mau konsisten sholat lima waktu..butuh kesabaran ekstra, banyak pujian, pelukan, ciuman dan belaian sayang untuk memotivasinya. Pun ketika anakku terbaring sakit dan tak bisa bangun, aku tetap berusaha konsisten agar anakku tetap mau sholat. Justru di saat seperti itulah aku bisa mengajarkan anakku untuk bersabar, mengajar untuk mengganti wudlu dengan tayamum dan mengajarkan bagaimana sholat sambil duduk atau tidur.
Ada saat-saat tertentu anakku lalai juga, dia asyik main sementara Ibu dan Bapaknya sedang tidak ada sehingga tidak ada yang mengingatkan. Kalau peristiwa itu terjadi Kami orang tuanya sepakat tidak ada toleransi untuk meninggalkan sholat. Teguran keras dan wajah jutek pasti anakku terima. Kami berharap anakku memahami bahwa sholat lima waktu tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun.
Alhamdulillah hingga saat ini anakku konsisten, plus pada waktu tertentu terutama sebelum sholat shubuh hatinya mulai tergerak untuk sholat sunat.
Aku dan Bapaknya tidak tahu cara kami mendidik anak kami baik atau buruk. tapi kami sangat berharap Allah SWT membimbing kami agar dapat mendidik anak kami dengan pendidikan terbaik. Amiin

Kamis, 20 Mei 2010

MENTARIKU<span class=
Tak terasa mentari smart and fun courses telah menginjak usia ke tiga.
Aku ingat alasan pertama yang mendasariku membuka kursus adalah anakku. Aku sangat ingin anakku memiliki kemampuan bahasa Inggris dan bisa menguasai sempoa. Sebagai ibu yang egois aku putuskan untuk mengajarinya sendiri dan Alhamdulillah kebetulan aku memiliki sedikit kemampuan untuk itu. Tapi hmm…ternyata kakang anakku tersayang bila belajar berdua dengan bundanya paling hanya kuat 15 menit, selebihnya keluarlah keluhan-keluhan darinya, “aduuh mataku sakit”, “aduuh kakiku pegel”, dan aduh-aduh lainnya. Aku berpikir mungkin karena tidak ada temen dan kurang tantangan karena salah satu watak yang dimiliki kakangku tersayang adalah dia sangat suka berkompetisi. Akhirnya kuputuskan untuk mengundang saudara sebayanya dan “cling” pikiran itu datang dengan sendirinya, hmm…kenapa tidak buka kursus aja sekalian. Akhirnya kuputuskan untuk membuka kursus sempoa, bahasa Inggris dan calistung. Hmm…peminatnya lumayan juga.
Alhamdulillah, benar perkiraanku sejak ada teman kursus anakku semangat sekali belajar. Waktu kursus yang satu jam setengah tidak membuatnya mengeluh, malahan bila kebetulan libur dia malah menagih “Bunda kapan dong kursusnya?”
Seiring dengan waktu, jumlah murid-muridku lumayan juga dan karena tidak tertangani aku hanya memegang kursus sempoa saja dan mengajar anakku, sedangkan untuk kelas-kelas yang lain ditangani oleh guru yang lain. Aku bangga sekali ketika di tahun pertama, sempoa bisa meraih juara nasional kategori basic yang waktu itu diselenggarakan di Bandung. Subhanallah…tak menyangka juga. Tapi yang paling membahagiakanku dan membuatku sangat berarti adalah dengan kursus ini bisa memberdayakan saudara-saudara dan sebagian teman-temanku sebanyak tujuh orang. Gajinya menurutku lumayan lho..
Ditahun ke dua mentari, Alhamdulillah aku mendapatkan beasiswa untuk meneruskan studi S2. Aku sangat mensyukurinya, namun ternyata kuliah dan mengurus kursus kurang bisa sejalan, tugas-tugas kuliah, kesibukanku bekerja di TK, mengajar dan mengelola kursus membuatku keteteran. Aku mencoba mendelegasikan beberapa tugas ke orang yang aku percayai tapi ternyata untuk meng”klik”kan keinginanku membutuhkan perjuangan. Aku putuskan untuk tidak menyerah tapi ternyata itu mengorbankan hal yang paling utama yaitu keluargaku.
Masalah-masalah yang aku hadapi membuatku mensetting ulang tujuan hidupku. Apa sebenarnya keinginanku, apa sebenarnya tujuan hidupku, apa yang sebenarnya Allah SWT inginkan dariku.
Satu kesadaran menohok ulu hatiku, “aku perempuan” ya “aku perempuan”.
Dulu aku marah bila sesuatu dihubungkan dengan “keperempuanku”. Bukankah di lingkungan kita sering kita dengar “kamu jangan begini, kamu kan perempuan”, kamu jangan begitu, kamu kan perempuan” . suebbell kuadrat mendengarnya.
Kesadaran akan keperempuanku saat ini tak membuatku gundah, rasa sayangku pada kakang tersayang membuat egoku terselubung rasa kasih sayang dan mulai saat itu kuputuskan dan kutekadkan aku hanya ingin jadi istri, ibu dan anak yang baik, itu prioritas utamaku.
Keputusan yang aku ambil berimbas pada kursusku. Aku putuskan untuk mundur dan fokus pada prioritas utamaku.
Aku mencoba untuk menyerahkan pengelolaannya pada saudaraku tapi ternyata dia sibuk dengan keluarganya dan sekarang mentari kursus benar-benar vakum. Aku sungguh minta maaf pada murid-murid terakhirku dan orang tuanya karena aku merasa tidak bisa memberikan yang terbaik.
Sebenarnya masih ada kepercayaan dari beberapa orang tua yang ingin mendaftar, dan itu kadang menggodaku untuk meneruskan kursusku. Tapi aku mencoba untuk konsekuen dengan tujuanku saat ini.
Satu cita-citaku saat ini, aku ingin sukses bersama, bukan hanya sukses dan merasa puas sendiri. Aku sudah merencanakan apa yang akan aku lakukan bersama kakangku tersayang, meski metode dan strateginya masih dipikirkan.
Sebenarnya sedih juga harus meninggalkan sesuatu yang kurintis dan yang sebenarnya kucita-citakan. Namun kuputuskan itu semua kutinggalkan dengan kepala tegak dan kuucapkan kata “Bismillahirrahmaanirrahiim”.

Senin, 12 April 2010

Hmmmm.....

Mentari bilang
sendiri itu lebih asyik
bisa memandang dunia lebih luas
bebas berekspresi menanggapi hiruk pikuknya dunia

Aneh..!!!
kata orang siih..
Kuper..!!!
naah.. kalo yang itu, kata sosialita mania

A sosial..!!!
ih..kata siapee..
orang-orang bilang.. senyumku manieez
senang sendiri
bukan berarti gak gaul laah..
AKU BISA

Dunia rasanya indah banget
aku ingin menjelajahi
menikmati semua
yang aku ingin

Dunia begitu berwarna
sangat berwarna..meski
tak selalu ceria seperti pelangi
seringkali mendung dan berkabut

Dunia penuh tantangan
Aku takut
Aku gentar
Aku gemetar
Aku mau muntah
tapi aku ingin

Aku peluk takutku
Aku dekap gentarku
Aku coba semua yang jadi inginku
dan aku benar-benar gemetar
sungguh ...aku muntah

Aku bahagia
tuk buktikan pada diriku
AKU BISA

Minggu, 21 Maret 2010

INFO BEASISWA

KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta
Telp. (021) 3811654,3811642 Fax. (021) 3811772
Nomor : Jakarta,
Sifat : Penting
Lamp. : -
Perihal : Bantuan beasiswa kualifikasi S1 GPAI.

Kepada Yth.
Kepala Bidang Mapenda/TOS pada Kanwil Kementerian Agama; Seluruh Indonesia

Assalamualai’kum, wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa dalam rangka peningkatan kualifikasi S1 GPAI pada
sekolah maka Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktur Pendidikan Agama Islam pada Sekolah akan memberikan bantuan beasiswa kepada Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah yang belum sarjana untuk mengikuti program kualifikasi S1 dengan perkuliahan reguler pada Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri maupun Suasta pada Tahun Anggaran 2010.
Untuk itu kami mengharapkan bantuan Saudara untuk mengiformasikan kepada para Guru PAI pada sekolah yang belum sarjana (S1) pendidikan untuk mengusulkan mengikuti program tersebut dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Guru Pendidikan Agama Islam pada TK, SD, SDLB, SMP, SMPLB, SMA, SMALB dan SMK
2. Melampirkan fotocopy SK. Pengangkatan sebagai guru Agama dan SK terakhir;
3. Tidak sedang mendapatkan beasiswa, dibuktikan dengan surat pernyataan.
4. Tidak sedang kuliah mandiri, dibuktikan dengan surat pernyataan.
5. Usia maksimal 48 tahun;
6. Belum menyandang gelar sarjana (S1);
7. Mendapat rekomendasi /izin dari Kepala Sekolah, diketahui oleh Kepala Kandepag atau Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
8. Peminat akan diseleksi.
9. Peminat mendaftar/mengirimkan berkas usulan langsung ke Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama paling lambat tanggal 31 Maret 2010.
10. Kuota setiap propinsi akan ditentukan secara proporsional.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Wassalam,
A.n. Direktur Jenderal
Direktur Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah
DR. H. Imam Tholkhah, MA.
NIP. 195209151981031001
Tembusan Yth :
1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Jakarta;
2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab./Kota Seluruh Indonesia

_____________________________________________________________________________________


KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta
Telp. (021) 3811654,3811642 Fax. (021) 3811772
Nomor : Jakarta,
Sifat : Penting
Lamp. : -
Perihal : Bantuan beasiswa program S1 dan S2 GPAI

Kepada Yth.
Kepala Bidang Mapenda/TOS pada Kanwil Kementerian Agama; Seluruh Indonesia.

Assalamualai’kum, wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa dalam rangka peningkatan kualifikasi S1 GPAI pada
sekolah maka Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktur Pendidikan Agama Islam pada Sekolah akan memberikan bantuan beasiswa kepada Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah yang sedang mengikuti program S1 dan S2 program studi Pendidikan Agama Islam.
Untuk itu kami mengharapkan bantuan Saudara untuk mengiformasikan kepada para Guru PAI pada sekolah yang tengah mengikuti pendidikan sarjana (S1 dan S2) untuk bisa mendapatkan beasiswa dengan mengajukan permohonan kepada Ditjen Pendidikan Islam melalui Direktur Pendidikan Agama Islam pada Sekolah dengan persyaratan sebagai berikut :
1. Guru Pendidikan Agama Islam pada TK, SD, SDLB, SMP, SMPLB, SMA, SMALB dan SMK
2. Belum pernah mendapat beasiswa dari Kementerian Agama atau instansi manapun.
3. Melampirkan fotocopy SK. Pengangkatan sebagai Guru Pendidikan Agama Islam dan SK pangkat terakhir;
4. Surat Keterangan dari Perguruan Tinggi Agama Islam bahwa yang bersangkutan masih aktif kuliah,
5. Melampirkan bukti registrasi dan IPK dari Perguruan Tinggi yang bersangkutan.
6. Mendapat rekomendasi /izin dari Kepala Sekolah, diketahui oleh Kepala Kandepag atau Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
7. Peminat mendaftar/mengirimkan berkas langsung ke Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama paling lambat tanggal 31 Maret 2010.
8. Kuota setiap propinsi akan ditentukan secara proporsional.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Wassalam,
A.n. Direktur Jenderal
Direktur Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah
DR. H. Imam Tholkhah, MA.
NIP. 195209151981031001
Tembusan Yth :
1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Jakarta;
2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab./Kota Seluruh Indonesia.

-------------------------------------------------------------------------------------
KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta
Telp. (021) 3811654,3811642 Fax. (021) 3811772
Nomor : Jakarta,
Sifat : Penting
Lamp. : -
Perihal : Bantuan beasiswa pendidikan profesi guru

Kepada Yth.
Kepala Bidang Mapenda/TOS pada Kanwil Kementerian Agama; Seluruh Indonesia

Assalamualai’kum, wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa dalam rangka peningkatan profesi GPAI pada sekolah maka Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktur Pendidikan Agama Islam pada Sekolah pada Tahun 2010 akan menyelenggarakan pendidikan profesi guru.
Untuk itu kami mengharapkan bantuan Saudara untuk mendata dan mendaftarkan kepada kami CPNS/Guru PAI di lingkungan unit kerja Saudara untuk diikutsertakan dalam program pendidikan profesi guru selama 1 tahun (2 semester) dengan persyaratan sebagai berikut :
1 Telah diangkat menjadi CPNS/Guru Pendidikan Agama Islam pada sekolah (TK, SD, SDLB, SMP, SMPLB, SMA, SMALB dan SMK) baik oleh Kementerian Agama maupun oleh PEMDA.
2 Belum diangkat menjadi tenaga fungsional guru.
3. Melampirkan fotocopy SK. pengangkatan sebagai CPNS.
4. Melampirkan surat tugas dari Kepala Kandepag atau Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
5. Pendaftaran/berkas dikirim langsung ke Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama paling lambat tanggal 31 Maret 2010.
6. Kuota setiap propinsi akan ditentukan secara proporsional.

Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Wassalam,
A.n. Direktur Jenderal
Direktur Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah
DR. H. Imam Tholkhah, MA.
NIP. 195209151981031001
Tembusan Yth :
1. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Jakarta;
2. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab./Kota Seluruh Indonesia.
3. Kepala Dinas Pendidikan Pemda Kab/Kota Seluruh Indonesia.

-------------------------------------------------------------------------------------
KEMENTERIAN AGAMA RI
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta
Telp. (021) 3811654,3811642 Fax. (021) 3811772
Nomor : Jakarta, Maret 2010
Sifat : Penting
Lamp. : 2 lembar
Perihal : Pemberian beasiswa S2 untuk GPAI dan Pengawas PAI

Kepada Yth.
Kepala Bidang Mapenda/TOS pada Kanwil Kementerian Agama; Seluruh Indonesia

Assalamualai’kum, wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa dalam rangka pembentukan sekolah unggulan/model PAI pada jenjang SD dan SMP maka Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah pada Tahun anggaran 2010 akan
memberikan beasiswa program S2 kepada GPAI SD, SMP dan Pengawas PAI Untuk itu kami mengharapkan bantuan Saudara untuk menginformasikan kepada Guru PAI dan Pengawas PAI di lingkungan unit kerja Saudara untuk diikut sertakan dalam program beasiswa S2 selama 2 tahun (4 semester) dengan persyaratan sebagai berikut :
A. Untuk GPAI :
1 Lembaga/sekolah
a. Memiliki potensi pengembangan PAI unggulan/model pada sekolah yang bersangkutan
b. Jumlah GPAI minimal 2 ( dua ) orang
c. Memiliki sarana/prasarana ibadah yang memadahi
d. Mempunyai pustaka PAI atau Laboratorium PAI
e. Memiliki program Ekstra Kurikuler PAI
2 Guru PAI :
a. Bertugas sebagai Guru Pendidikan Agama Islam pada jenjang SD / SMP
b. Mendapat izin dari pimpinan/atasan langsung
c. Mendapat rekomendasi dari Kandepag/Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
d. Berusia maksimal 48 tahun
e. Siap mengikuti program S2 secara penuh
f. Mengisi form aplikasi
g. Bersedia dibebas tugaskan sementara sesuai dengan ketentuan kepegawaian yang berlaku
h. Lulus test rekrutmen penerimaan beasiswa S2 GPAI
i. Melampirkan bukti-bukti dokumen pendukung fortofolio seperti daftar riwayat
hidup,SK pengangkatan Sebagai GPAI, Karya tulis ilmiyah tentang pendidikan
dan perestasi lainya.
j. Melampirkan proposal penelitian tentang pengembangan PAI di sekolah
k. Pendaftaran/berkas dikirim langsung ke Direktorat Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama paling lambat tanggal 31 Maret 2010
l. Kuota setiap propinsi akan ditentukan secara proporsional.
B. Untuk Pengawas PAI :
1. Memiliki SK sebagai pengawas PAI di sekolah jenjang SD / SMP
2. Berusia maksimal 48 tahun
3. Siap mengikuti program S2 secara penuh
4. Mengisi form aplikasi
5. Bersedia dibebas tugaskan sementara sesuai dengan ketentuan kepegawaian yang
berlaku
6. Lulus test rekrutmen penerimaan beasiswa S2 Pengawas PAI
7. Melampirkan bukti-bukti dokumen pendukung fortofolio seperti daftar riwayat hidup,
SK pengangkatan Sebagai Pengawas PAI, Karya tulis ilmiyah tentang pendidikan dan
prestasi lainya.
8. Melampirkan proposal penelitian tentang pengembangan PAI di sekolah
9. Pendaftaran/berkas dikirim langsung ke Direktorat Pendidikan Agama Islam pada
Sekolah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama paling lambat tanggal 31 Maret
2010.
10. Kuota setiap propinsi akan ditentukan secara proporsional.
Demikian, atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Wassalam,
A.n. Direktur Jenderal
Direktur Pendidikan Agama Islam
pada Sekolah
DR. H. Imam Tholkhah, MA.
NIP. 195209151981031001
Tembusan Yth :
4. Direktur Jenderal Pendidikan Islam Jakarta;
5. Kepala Kantor Kementerian Agama Kab./Kota Seluruh Indonesia.
6. Kepala Dinas Pendidikan Pemda Kab/Kota Seluruh Indonesia.


INFO YANG SAMA BISA DILIHAT DI pendis.depag.go.id

Rabu, 20 Januari 2010

IBU YANG EGOIS

IBU YANG EGOIS
"Jadilah ibu yang egois" (tulisan siapa?ku lupa lagi..kalo ada temen yang tahu..please,kasih tahu ya..coz buatku sangat menginspirasi)
Ketika pertama kali baca tulisan itu keningku langsung berkerut..kok?What did she mean?. Setelah baca selanjutnya ku baru mengerti. Dia bilang jadilah ibu yang egois yang ketika ditanya jawabnya adalah selalu AKU!..Ketika ada yang bertanya " Siapa yang pertama kali melihat anakmu mulai berjalan? Jawabnya adalah AKU, ibunya! Siapa yang pertama kali mendengar anakmu berbicara? Jawabnya adalah AKU, ibunya?
Aku mencoba bertanya pada diriku dengan pertanyaan yang sama..dan jawabnya adalah..ENTAHLAH..mungkin aku, tapi ku tak yakin. Mungkin neneknya..atau pengasuhnya...ENTAHLAH!! Duuh kasihan banget anakku..eh, kaciaaan banget ibunya!!Coba bayangkan kalau yang bertanya itu Allah SWT....
Mulai saat itu aku bertekad AKU MAU JADI IBU YANG EGOIS!!
Aku ingin bila kelak Allah SWT bertanya siapa yang mengajari anakmu membaca Al Qur'an? Aku ingin jawabnya adalah Aku, ibunya! Jika Dia bertanya "siapa yang mengajari anakmu membaca? Jawabnya adalah Aku, ibunya! Siapa yang mengajari anakmu mengenal diriKu? Aku ingiiiin jawabnya adalah Aku! Siapa yang mengajari anakmu sholat? Aku ingin jawabnya adalah Aku, ibunya? Siapa yang mengajarinya berpuasa?Aku ingin jawabnya adalah Aku, ibunya. Aku ingin semua pertanyaan yang baik..jawabnya adalah AKU..AKU...AKU.
Itu adalah tekad yang ku coba tanamkan dalam diriku...dan karena kami satu tim tentu saja kuajak suamiku.
Alhamdulillah...kini empat tahun sudah berlalu..
Alhamdulillah dengan pertolongan Allah SWT, anakku dapat membaca Al Qur'an dan terjemahnya. Sholat lima waktu dan bisa mulai berpuasa tamat satu bulan di usia lima tahun...Alhamdulillah
Bila Allah SWT mengijinkan..jalan masih panjang dan AKU-AKU yang lain masih ingin kami lakukan...
Faidzaa azamta Fatawakkal alallaah...wa ufawwidu amrii ilallaah..