Rabu, 23 September 2009

Hari kemenangan

Tiga hari telah berlalu melewati iedul fitri, semaraknya masih terasa. Di tetangga, di rumah dan di hatiku. Senyum penuh maaf masih tersungging, keramahan masih terpasang. Dunia serasa lebih luaaaas...dan ceria. Di tv-tv pun masih semarak khas lebaran. Berbagai acara tertayang dengan label spesial lebaran tuk merayakan kemenangan...ya..ya..ya..merayakan kemenangan. Para Presenter pun tak lupa mengucapkan kata-kata itu disetiap pengantar acaranya..ya..ya..ya hari kemenangan.

Hari kemenangan! Ga ada yang salah sih dengan kata-kata itu, tapi cukup buatku bertanya..sama siapa? Ya sama diri sendiri lah...(kan ga boleh tuh ngurusin orang lain dalam hal sikap karena diri sendiri saja jauh dari sempurna). Secara logika sederhana kata "menang" dipakai sesudah ada perlawanan, pertempuran atau peperangan. Kapan perlawanan, pertempuran atau peperangan itu dilakukan, jawabnya mudah banget, waktu bulan Ramadhan! Menang lawan siapa? Yang pasti musuh dong. Memangnya siapa musuh kita? Setan? Sepertinya bukan dech..kan setan dibelenggu waktu Ramadhan. Lalu siapa? atau apa? Hawa Nafsu! itu jawabannya.

Ya betul! Aku merayakan kemenangan karena sudah menang perang melawan musuh yang bernama hawa nafsu..

Apa benar kamu menang? Introspeksi lah Bunda.. jangan-jangan selama Ramadhan kau malah bersekutu dengan hawa nafsu..

Jumat, 18 September 2009

pembelajaran terpadu melalui program memasak di RA

Makalah ini bunda pakai waktu ikutan lomba guru teladan di kabupaten, kurang puas juga sih dengan isinya karena belum dalem banget...tapi walaupun begitu semoga bermanfaat. Insya Allah lain waktu ditambah kegiatan di kelas memasaknya..asyiiik lho..mudah-mudahan Allah SWT menghindarkan dari kemalasan


BAB I


PENDAHULUAN



Anak adalah anugrah dari Allah SWT yang diamanahkan kepada para orang tua dengan berbagai potensi . Orang tua sebagai hamba yang diberi amanah memiliki tanggung jawab untuk mengembangkan dan mengoptimalkan potensi yang telah dibawa seorang anak sejak ia lahir. Ketika menginjak masa usia sekolah peran tanggung jawab itu terbagi kepada gurunya ketika anak berada di lingkungan sekolah.


Pada dasarnya potensi yang dibawa anak ketika lahir adalah potensi yang bersifat positif. Potensi yang dibawa anak akan berkembang dan menjadi optimal apabila ada stimulus atau rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Perkembangan potensi itu, apakah ke arah yang positif atau ke arah yang negatif, akan ditentukan oleh proses pendidikan yang dialaminya secara langsung maupun tidak langsung berdasarkan stimulus dari lingkungan sekitarnya. Pendidikan yang diterima di awal perkembangannya merupakan pondasi bagi perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya.


Anak usia pra sekolah merupakan pribadi yang unik, mereka memiliki kebutuhan khusus, gaya belajar yang beragam, rasa ingin tahu yang besar dan aktivitas yang dilakukan seolah tanpa lelah dan tenaga yang tiada habisnya.


Program pembelajaran untuk anak pra sekolah tentu saja berbeda dengan anak sekolah dasar atau sekolah lanjutan lainnya. Proses pembelajaran yang dilakukan bagi anak usia tersebut idealnya merupakan saat istimewa dalam memberikan bimbingan yang tepat untuk memenuhi kebutuhan anak dalam rangka belajar , tumbuh dan berkembang.


Untuk memenuhi harapan di atas maka penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di Raudhatul Athfal Al Musaddadiyah untuk tahun pelajaran 2009-2010 dicoba untuk menerapkan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran terpadu melalui cooking class.



BAB II


KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU DAN COOKING CLASS DI RAUDHATUL ATHFAL



A. Pembelajaran Terpadu


Pendidikan merupakan proses sistematis untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik, yang memungkinkan ketiga dimensi kemanusiaan paling elementer di atas dapat berkembang secara optimal. Dengan demikian, pendidikan seyogyanya menjadi wahana strategis bagi upaya mengembangkan segenap potensi individu, sehingga cita-cita membangun manusia Indonesia seutuhnya dapat tercapai (Depdiknas, 2005).


Anak yang terlahir dengan kekayaan potensi yang luar biasa memerlukan stimulus untuk mengembangkan potensinya Atas dasar itulah maka program pembelajaran yang disusun adalah pembelajaran terpadu dengan menggunakan kurikulum yang dirancang untuk mencapai tujuan pembentukan manusia yang menyeluruh.


Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ratna Megawangi bahwa kurikulum holistik di dalamnya membentuk anak menjadi pembelajar sejati, yang senantiasa berpikir holistik, bahwa segala sesuatu adalah saling terkait atau berhubungan. Beberapa pendekatan pembelajaran yang dianggap efektif untuk menjadikan manusia pembelajar sejati diantaranya adalah pendekatan siswa belajar aktif, pendekatan yang merangsang daya minat anak atau rasa keingintahuan anak, pendekatan belajar bersama dalam kelompok, kurikulum terintegrasi, dan lain-lain (Megawangi et.al, 2005).


Pembelajaran di RA memiliki ciri yang khas. Pembelajaran di RA tersebut tidak dilaksanakan secara terpisah untuk setiap bidang pengembangan tetapi disajikan secara terpadu dan menyeluruh sebagaimana karakteristik berpikir anak RA yang masih bersifat holistik, artinya anak masih melihat segala sesuatu secara keseluruhan, tidak terpisah-pisah dan belum terfokus pada unsur-unsur pada sesuatu.


Untuk dapat melaksanakan pembelajaran secara terpadu di RA, guru RA memerlukan bekal dan wawasan yang memadai tentang pendekatan pembelajaran tersebut. Hal ini penting karena di lapangan masih terdapat berbagai perbedaan penafsiran dalam mendefinisikan dan menerapkan pendekatan pembelajaran terpadu. Selain itu, masih banyak guru RA yang belum memahami bahwa pembelajaran berdasarkan tema yang saat ini sudah berlangsung di RA pada dasarnya merupakan bagian dari model pembelajaran terpadu.


Menurut Depdiknas (2007) diuraikan bahwa perkembangan anak bersifat sistematis, progresif dan berkesinambungan. Hal ini berarti kemajuan perkembangan satu aspek akan mempengaruhi aspek perkembangan lainnya. Karakteristik anak memandang segala sesuatu sebagai suatu keseluruhan, bukan bagian demi bagian. Stimulasi harus diberikan secara terpadu sehingga seluruh aspek perkembangan dapat berkembang secara berkelanjutan, dengan memperhatikan kematangan dan konteks sosial, dan budaya setempat. Hal ini menjadi dasar atas prinsip pembelajaran stimulasi terpadu bagi anak usia pra sekolah.


Integrated Learning atau pembelajaran terintergrasi/ terpadu, yaitu suatu pembelajaran yang memadukan berbagai materi dalam satu sajian pembelajaran. Inti pembelajaran ini adalah agar siswa memahami keterkaitan antara satu materi dengan materi lainnya, antara saru mata pelajaran dengan mata pelajaran lain (Hidayat Syarifudin: 2009)


Dengan demikian dapatlah diambil suatu pengertian bahwa pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan mengintegrasikan kegiatan ke dalam semua bidang kurikulum atau bidang-bidang pengembangan di Raudhatul Athfal yang meliputi pengembangan moral dan agama, aspek kognitif, bahasa, fisik-motorik, sosial-emosi, seni. Yang menjadi fokus dalam pembelajaran terpadu adalah tema. Pembelajaran yang terpadu membuat anak belajar dan berfikir secara menyeluruh dan mendapatkan informasi keterkaitan antara satu pengembangan dengan pengembangan lainnya sehingga diharapkan anak didik dapat memandang sesuatu dari berbagai segi.


Pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut: dilakukan melalui kegiatan pengalaman langsung, sesuai dengan kebutuhan dan minat anak, memberikan kesempatan kepada anak untuk menggunakan semua pemikirannya, menggunakan bermain sebagai wahana belajar, menghargai perbedaan individu, melibatkan orang tua atau keluarga anak untuk mengoptimalkan pembelajaran.


Prinsp pembelajaran terpadu adalah: berorientasi pada perkembangan anak, kegiatannya dikaitkan dnegan pengalaman nyata anak, bahan ajarnya dapat dieksplorasi oleh anak, mengintegrasikan isi dan proses belajar, melibatkan penemuan aktif, memadukan berbagai bidang pengembangan, kegiatan belajar bervariasi, memiliki potensi untuk dilaksanakan melalui proyek oleh anak, waktu fleksibel, melibatkan anggota keluarga anak, tema dapat diperluas, dan direvisi seusia dengan minat dan pemahaman yang ditunjukkan anak


Pembelajaran terpadu memiliki manfaat:


(1) meningkatkan perkembangan konsep anak


(2) memungkinkan anak untuk mengeksplorasi pengetahuan melalui berbagai kegiatan,


(3) membantu guru dan praktisi lainnya untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya,


(4) dapat dilaksanakan pada jenjang program yang berbeda, untuk semua tingkat usia, dan untuk anak-anak berkebutuhan khusus.



B. Cooking Class


Cooking class merupakan kelas memasak yang diselenggarakan di Raudhatul Athfal yang dikondisikan sedemikian rupa dengan berbagai kegiatan yang diharapkan dapat menarik minat anak ke arah pembelajaran yang menyenangkan dan aplikatif.


Di kelas memasak ini diselenggarakan berbagai kegiatan pengolahan makanan secara sederhana dengan anak terlibat secara aktif mulai dari proses pengenalan bahan, pengolahan dan mencicipi rasa makanan yang dibuatnya sendiri.


BAB III


PROYEK PEMBELAJARAN TERPADU MELALUI COOKING CLASS DI RAUDHATUL ATHFAL AL MUSADDADIYAH



A. Program Pembelajaran Terpadu Melalui Cooking Class di Raudhatul Athfal Al Musaddadiyah


Pembelajaran anak usia dini/RA pada hakikatnya adalah pembelajaran yang berorientasi bermain (belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar), pembelajaran yang berorientasi perkembangan yang lebih banyak memberi kesempatan kepada anak untuk dapat belajar dengan cara-cara yang tepat. Pendekatan yang paling tepat adalah pembelajaran yang berpusat pada anak.


Program pembelajaran terpadu melalui kelas memasak di Raudhatul Athfal Al musaddadiyah berpusat pada siswa, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dan motivator, sehingga memerlukan paradigma yang berbeda tentang bagaimana siswa belajar, bagaimana guru mengajar, dan apa yang dipelajari oleh siswa dengan paradigma pembelajaran selama ini.


Cooking c;ass atau kelas memasak merupakan salah satu sentra kegiatan yang diselenggarakan di Raudhatul Athfal pada tahun pelajaran 2009-2010 dimana kegiatan yang berlangsung di dalamnya di setting sedemikian rupa sehingga dapat mengembangkan seluruh aspek pengembangan yang diharapkan dicapai oleh anak didik melalui integrated learning atau pembelajaran terpadu.


Kegiatan memasak ini biasanya diselenggarakan satu minggu satu kali, diadakan di kelas memasak ataupun di luar ruangan tergantung dari makanan yang akan diolah.


Pemilihan menu makanan bisa ditentukan oleh guru atau berdasarkan usulan dari siswa dan dipilih berdasarkan kemudahan dalam pengolahan yang disesuaikan dengan perkembangan anak, kemudahan dalam mendapatkan bahan serta ketertarikan anak terhadap menu yang dipilih atau ditentukan.




B. Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajaran adalah rencana yang dibuat oleh guru untuk memproyeksikan kegiatan apa yang akan dilakukan oleh guru dan anak agar tujuan dapat tercapai.


Perencanaan pembelajaran mengandung komponen-komponen yang ditata secara sistematis dimana komponen-komponen tersebut saling berhubungan dan saling ketergantungan satu sama lain. Komponen-komponen perencanaan pembelajaran meliputi:



  1. Tujuan merupakan komponen pertama dalam perencanaan pembelajaran merupakan proyeksi tentang hasil belajar atau kemampuan yang harus dicapai anak setelah belajar.

  2. Materi adalah bahan yang akan diajarkan agar tujuan tercapai.

  3. Kegiatan belajar mengajar adalah proyeksi kegiatan belajar yang harus dilakukan anak agar tujuan tercapai.

  4. Media dan sumber belajar merupakan salah satu komponen yang memberi dukungan terhadap proses belajar.

  5. Evaluasi merupakan suatu proses memilih, mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan. Evaluasi sebagai alat untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan.


C. Penyusunan Perencanaan Pembelajaran


Salah satu tugas guru adalah membuat perencanaan pembelajaran.
Jenis-jenis perencanaan di TK meliputi Perencanaan Tahunan, Perencanaan Semester, Perencanaan Mingguan (SKM), Perencanaan Harian (SKH). Perencanaan Tahunan, memuat keterampilan, kemampuan, pembiasaan-pembiasaan dan tema-tema yang sesuai dengan minat anak dan dekat dengan lingkungan anak.


Perencanaan semester merupakan program pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema yang ditata sedemikian urut dan sistematis. Alokasi waktu yang diperlukan terbagi dalam semester I dan semester II


Perencanaan Mingguan berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai kemampuan yang telah direncanakan dalam satu minggu sesuai dengan tema yang direncanakan pada program semester.


Perencanaan Harian (SKH) merupakan perencanaan operasional yang disusun oleh guru dan merupakan acuan dalam melaksanakan pembelajaran. SKH dijabarkan dari SKM.



D. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu Melalui Cooking Class


Pembelajaran terpadu menuntut guru untuk bekerja secara professional mulai tahap perencanaan, pelaksanaan hingga tahap penilaian. Agar pembelajaran terpadu dapat mencapai tujuan yang diharapkan guru harus menempuh prosedur-prosedur sebagai berikut.


1. Memilih tema


Memilih tema terpadu dapat bersumber dari: (a) minat anak, (b) peristiwa khusus (c) kejadian yang tidak diduga (d) materi yang dimandatkan oleh lembaga, (e) orang tua dan guru. Kriteria pemilihan tema adalah; (a) relevansi topic dengan anak, (b) pengalaman langsung, (c) keragaman dan keseimbangan dalam area kurikulum, (d) ketersediaan alat-alat, (e) potensi proyek


2. Penjabaran tema


Tema yang sudah dipilih harus dijabarkan ke dalam sub tema dan konsep-konsep yang di dalamnya terkandung istilah, fakta dan prinsip, kemudian jabarkan kedalam, bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang lebih operasional.




3. Perencanaan


Perencanaan harus dibuat secara tertulis sehingga memudahkan guru untuk mengetahui langkah-langkah apa yang harus ditempuh. Tentukan tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, waktu, pengorganisasian anak, sumber rujukan, alat-alat permainan yang diperlukan, dan penilaian yang akan dilakukan


4. Pelaksanaan


Pada tahap pelaksanaan lakukan dan kembangkanlah kegiatan belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Lakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan kegiatan-kegiatan yang ditunjukkan anak


5. Penilaian


Penilaian dilakukan pada pelaksanaan dan akhir kegiatan pembelajaran dengan tujuan untuk mengamati proses dan kemajuan yang dicapai anak melalui kegiatan pembelajaran terpadu



E. Penerapan Strategi Pembelajaran Terpadu Melalui Cooking Class


Agar penerapan strategi pembelajaran terpadu berlangsung secara efektif maka harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagaimana telah dikemukakan dalam pembahasan konsep dasar strategi pembelajarn terpadu. Stratgei pembelajaran terpadu ditempuh melalui langkah-langkah :


(1) memilih tema,


(2) mengembangkan tema ke dalam sub tema dan konsep,


(3) mengembangkan tema ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan belajar yang operasional,


(4) membuat perencanaan pembelajaran,


(5) melaksanakan pembelajaran,


(6) melaksanakan evaluasi.


Pemilihan tema dalam pembelajaran terpadu melalui cooking class didasarkan pada minat anak tentang objek yang mereka lihat dalam pengalaman nyata sehari-hari. Tema seperti itu akan lebih menarik perhatian anak daripada tema-tema yang didasarkan atas kebutuhan guru atau lembaga yang belum tentu relevan dengan minat dan perhatian anak.


Pengembangan tema ke dalam sub tema serta pengemabangan tema ke dalam bidang-bidang pengembangan dan kegiatan yang lebih operasional dapat dilakukan oleh guru dengan teman sejawat atau dengan cara melakukan percakapan informal dengan anak-anak yang akan terlibat langsung dalam proses pembelajaran.


Tema yang dipetakan dalam jaringan tema harus dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran secara tertulis agar guru dapat mengetahui langkah-langkah kegiatan yang akan dilaksankaan secara sitematis. Perencanaan pembelajaran harus menggambarkan tujuan yang diharapakan dicapai oleh anak, kegiatan belajar, pengorganisasian kelas, media dan sumber serta pengembangan alat evaluas. Pada tahap perencanaan juga harus dilakukan pengelompokkan anak berdasarkan minat mereka terhadap kegiatan belejar yang telah direncanakan.


Tahap pelaksanaan dikembangkan sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan namun harus fleksibel.


Pada tahap evaluasi pihak lembaga dapat melibatkan pihak orang tua untuk melihat hasil karya yang telah dibuat oleh anak. Evaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir pembelajaran tetapi juga pada saat proses pembelajaran berlangsung untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai oleh anak.









BAB IV


KESIMPULAN



Pembelajaran terpadu melalui cooking class sebagai salah satu pendekatan pembelajaran dapat diterapkan di lembaga pendidikan anak usia dini pada umumnya dan Raudhatul Athfal pada khususnya. Penerapan strategi pembelajaran tersebut terutama harus didasarkan pada pertimbangan karakteristik-karakteristik anak dan tujuan pembelajaran.


Pembelajaran yang memadukan seluruh aspek pengembangan yang diharapkan dicapai oleh didik memiliki nilai strategis sebagai salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat diselenggarakan dengan efektif dan efisien. Pemilihan cooking class sebagai setting pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan motivasi dan ketertarikan anak terhadap pembelajaran yang diselenggarakan di Raudhatul Athfal serta mengembangkan seluruh potensinya secara optimal.


Agar seluruh harapan dapat tercapai perlu kesungguh-sungguhan dari guru sebagai pendidik untuk memilih kegiatan yang variatif yang dapat membangkitkan rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba dan mengembangkan kreatifitas serta rasa percaya diri anak.


Untuk mencapai itu semua maka diperlukan kreatifitas guru serta kebutuhannya atas informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran melalui proses penyerapan informasi baik dari berbagai media seperti buku, internet, majalah, koran dan lain sebagainya.








DAFTAR PUSTAKA



Depdiknas. 2005. Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2005 – 2009. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.


Depdiknas. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Standar kompetensi Taman Kanak-kanak (TK). Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional


Megawangi, R., Melly L., Wahyu F.D. 2005. Pendidikan Holistik. Cimanggis: Indonesia Heritage Foundation


Syarifudin, Hidayat. 2009 http://riff26.blogspot.com/2009/02/aplikasi-pendidikan holistik-dalam integrated learning. Diunduh pada tanggal 11 September 2009 jam 23.00 WIB.